Pria Ini Bersyukur Ibunya Meninggal..! Inilah Alasannya..

Jadi Makin Tau - Ia berjalan menuju kerumunan para orang yang telah hadir di pemakaman ibunya, ia berdiri tegak di samping makam ibunya. Namun ia tak sedikitpun terlihat dengan perasaan sedih atau kehilangan ibunya meninggal.

Para orang menghampirinya dan menyalaminya untuk mengucapkan belasungkawa atas kematian ibunya. Hampir tak ada sedikitpun expresi sedih di raut wajahnya.

Hal tersebut membuat para pelayat yang hadir di makam ibundanya menjadi bertanya-tanya dan penasaran ada apa antara dia dan ibunya.
Pria Ini Bersyukur Ibunya Meninggal..! Inilah Alasannya..

Ia membantu memakamkan ibunya dan dan ikut turun ke liang lahat, dengan tanah yang kotor dan tidak peduli dengan jasnya yang telah kotor dengan tanah yang bercampur sedikit air.

Para pelayat kini sudah pergi meninggalkan makam, dan dia juga menyuruh saudarinya untuk pulang duluan untuk mengurus anak-anaknya. Dan di masih berdiri tegap di tepi keburan ibunya, dan juga masih tidak ada raut wajah sedih di mukanya.Sesekali dia tersenyum seakan ibunya melihat dari dalam.

“Boleh saya bertanya, nak?” Sapaan pak ustadz dari belakang mengagetkannya.

Dia menoleh kebelakang dan mengangguk kecil sambil tersenyum.

Pak ustadz lalu berdiri disebelah kanannya, “Saya hanya ingin meluruskan rasa penasaran warga padamu, ada apa antara kamu dan ibumu?”

“Maksudnya pak?”

“Yaaah, kami tidak melihat sedikitpun rasa sedih di wajahmu.”

Sekali lagi dia tersenyum dan menatap pusara sang ibu, “Ayahku meninggal saat aku masih remaja, dan dia ayah yang sangat baik meski bekerja pas-pasan. Dia melindungi kami dari apapun yang merusak lahir dan batin kami. Tapi aku adalah anak pembangkang.”

“Di hari terakhir ayahku, aku bertengkar hebat dengannya dan bahkan meyumpahinya hanya karena dia tak membelikan aku handphone yang kuinginkan. Aku takkan lupa saat ayahku selesai dikuburkan, pak ustadz.

Ibuku menangis setiap harinya, tubuhnya melemah dan mengurus. Namun dia tak berhenti berkeliling menjajakan bakwan keseluruh kampung meski beberapa bakwan yang terjual itu terasa asin bercampur dengan air matanya.”

“Aku melihatnya setiap saat pak, dan aku tidak bisa berhenti menyalahkan diriku yang telah membawa kekecewaan di wajah ayahku saat dia meninggal. Sejak itu, aku meyakinkan diriku bahwa suatu hari nanti ibuku akan mengalami hal yang sama. Dia akan meninggal, dia akan meninggal, dan dia akan meninggal. Dan itu hanya masalah waktu.”

“Pikiran itu terus menghantuiku dan memaksaku harus melakukan sesuatu. Aku tak bisa lagi melakukan kesalahan yang sama seperti pada ayahku. Aku mengubah semua tentang hidupku, baik duniaku maupun agamaku, karena setiap harinya aku berpikir mungkin besok adalah hari terakhir ibuku. Hingga aku berada di posisi seperti ini, pak ustadz.”

Aku bersyukur, ibuku meninggal ketika aku tidak lagi membebani hidupnya.
Aku bersyukur, ibuku meninggal setelah aku memberinya cucu yang sehat dan berbakti.
Aku bersyukur, ibuku meninggal saat masa tuanya hanya tinggal memikirkan ibadah.
Aku bersyukur, ibuku meninggal dengan menepuk dada setiap kali dia bercerita tentangku dan saudariku.
Aku bersyukur, ibuku meninggal di rumahnya dan bukan di kontrakannya.
Aku bersyukur, ibuku meninggal sekarang ini, pk ustadz.
Aku bersyukur, ibuku meninggal penuh kebahagiaan karena aku dan saudariku selalu menghubunginya setiap hari menanyakan kabarnya dan menceritakan kabar kami.”

Dia mulai meneteskan air mata, dan mulai mengalir deras, meski bibirnya terus menerus mengukirkan senyum yang menyejukkan.

“Dan aku bersyukur, pak ustadz. Aku bersyukur, ibuku meninggal tanpa membawa kekecewaan kealam sana dan yakin bahwa aku dan saudariku akan terus memberinya kebanggaan yang akan dikatakannya pada Tuhan dan pada ayahku. Penyesalanku sekarang, aku harus bersabar untuk melihat senyumnya dan mendengar tawanya lagi.”

Nah, semoga cerita di atas bisa membuat kita lebih menghargai orang tua ayah maupun ibu kita. Karena tanpa ada mereka pasti tidak akan ada kita, mereka yang membesarkan kita.

Share ke yang lain ya..

Source : okomi.info


© 2014 Jadi Makin Tau - ALL RIGHTS RESERVED
Template By FIANESIA Diberdayakan oleh Blogger